
Bagaimana dampak (impact) yang akan terjadi dari sebuah education/learning outcome yang baik ?
Ini adalah bagian terakhir dari pembelajaran mengenai Education/Learning Outcome.
Mengingat kembali obrolan saya dengan salah satu tokoh dan praktisi pendidikan di Indonesia.
“Tyas.. jangan romantisasikan perjalanan pendidikan artis-artis itu…”
Teguran itu menempel segitu lekatnya bagi saya.
Memang betul. Saya setuju, bagi Indonesia, kita perlu melihat atau mengambil contoh pada rata-rata nasib anak Indonesia menjalani pendidikannya.
Tanpa mengurangi rasa kagum dan hormat saya kepada kerja keras dan prestasi para artis itu. Tentunya setiap manusia memiliki tantangan kehidupan masing-masing, memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat membantu perkembangan diri sejalan dengan pilihan jalur pendidikan dan cara belajar mereka.
Tapi pada kenyataannya, mereka adalah orang-orang istimewa. Privilege, adalah bahasa yang sering digunakan akhir-akhir ini. Orang-orang yang mendapat atau memiliki kemudahan apapun bentuknya yang sulit dijangkau bagi kebanyakan orang.
Apalagi dengan pengalaman dampak dari pandemic, mengakibatkan kita mengerti bahwa perubahan dapat terjadi. Artinya, kita yang awalnya mungkin diatas dapat turun menjadi ketengah atau kebawah bilamana tidak hati-hati. Mengakibatkan berubahnya arti dari sebuah nilai. Yang awalnya mungkin biasa menjadi mahal atau tidak terjangkau. (Baca tulisan re-evaluate value.)
Mari kita kembali ke topik.
Kali ini saya ingin mencoba memberikan contoh, dampak education outcome seseorang .
Seseorang yang bijak dalam perjalanan dan pilihan edukasi juga dalam mengembangkan dirinya demi kesuksesan karier. Contoh ini adalah sebuah pemikiran saya pribadi tentunya.
Perkenalkan teman saya Fikri.

Saat ini Fikri bekerja untuk Facebook bertempat tinggal di Singapore sebagai Community Partnership Facebook Asia Pasific.
Saya mengenal Fikri karena pernah kerja sekantor dulu sebelum pada akhirnya dia meneruskan sekolah S2 di negri Belanda.
Saya dan banyak teman saya mengagumi Fikri karena
kepintaran dan talenta yang dia bagikan sebagai bagian dari team,
terbuka dan aktifnya dia ikut dalam berbagai komunitas juga organisasi sosial,
kegigihannya dalam belajar dan bertumbuh,
luwes, berani dan terbukanya karakter kepemimpinan yang terasa dalam kesehariannya,
juga pengalaman seru yang kian bertambah dibagi dalam setiap kesempatan.
Saya pribadi kagum karena saya mengerti dari mana dia datang dan saya melihat perjalanannya hingga sekarang dia berada. Saya ikut bangga. Padahal pencapaian dan kesuksesan itu milik dia.
Saat saya mulai memikirkan rangkaian tulisan ini, saya sudah mulai bertanya pada Fikri.
Awal masa kecil kamu seperti apa ?
Apa yang membuat kamu selalu open minded, positive dan gigih?
Saya kepengen tahu datang dari mana itu ?
Apa bentuk hasil dari setiap perjalanan pendidikan.
Bagaimana jalur pendidikan kamu ?
Fikri :
Aku dari kecil sudah berjualan atau dengan arti lain mencari tambahan uang
SD jualan kacang tetangga :))
SMP ikut orang dagang tekwan (yg jadi tukang anter anternya)
SMA (jd wartawan pelajar)
Kuliah (tour leader karyawisata, tutor private dan scholarship hunter)
Tyas:
Boleh share perjalanan dan prestasi Fikri selama perjalanan pendidikan ?
Fikri:
Madrasah Adabiyah I Palembang. Paling juara mulu saja sik 5 besar, tapi baru dari kelas 4 selalu juara 1.
SMPN 50 Palembang. Wakil OSIS, dan activist Pramuka. Dan selalu juara 1 dari kelas 1-3
SMAN 18 Palembang. Selalu juara hingga lulus. Dan dapet beasiswa gratis kuliah di UGM sampai selesai. Pemred majalah sekolah, aktif di OSIS dan Pramuka, dan jadi wartawan pelajar koran lokal.
Kuliah S1 di Ilmu komunikasi UGM, lulus cumlaude. Saat kuliah S1 :
- Student exchange ke Australia 1 semester, beasiswa full dan beberapa kesempatan beasiswa lainnya.
- Ketua pramuka UGM, dan
- Ketua angkatan jurusan Ilmu komunikasi UGM
Master S2 Komunikasi di University of Amsterdam melalui program beasiswa dari LPDP. Tidak ada achievement akademik selain lulus on time hahaha.. Tapi sempet keliling ke 24 negara selama kuliah.
Tyas:
Apakah dari dulu sudah suka belajar atau apa yang mendorong fikri terus ingin berprestasi ?
Fikri:
Tidak ada dorongan tapi rasa kompetitif saya datang dari keinginan saya untuk membuat semuanya sempurna saja. Bagi saya biasa saja, alamiah, semacam survival mode saja agar bagaimana pun caranya agar terus bisa menjadi yang terbaik atau hasil akhirnya baik, tidak sia-sia dalam mengerjakan sesuatu.
Saya senang berteman, mendorong saya untuk ikut banyak organisasi.
Saya belajar untuk menjaga keseimbangan antara main dan sekolah sesuai porsi.
Survival and being the best that I can be karena sudah mengerti dengan baik bahwa dengan uang atau beasiswa, everything will become much easier.
Itu tanya jawab saya dengan Fikri.

Pada esensinya,
Learning and Development selama masa karir Fikri cukup banyak selain dari belajar dari tantangan dan keterbatasan duniawi juga dalam keterlibatannya di organisasi atau kegiatan eksternal. Menjadi bagian dari komunitas, mengerti artinya kontribusi dan ambil bagian dari sebuah komunitas.
Pramuka berikan banyak ilmu kepempiminan dia jelaskan perbedaan yang diberikan didalam kegiatan kepramukaan adalah “bagaimana menjadi seorang pemimpin dan dipimpin oleh seorang pemimpin”.
Aktif dalam keanggotaan komunitas blogger antara lain di Yogyakarta bersama Cah Andong, di Palembang bersama komunitas Blogger Wong Palembang dan di Jakarta bersama Komunitas Blogger Jakarta.
Manfaatnya jaringan sudah terjalin dan menjadi lebih mudah bagi Fikri untuk mendapatkan peluang kerja, freelance dan pekerjaan sampingan semua dari komunitas blogger. Termasuk bagian dari Media Sosial 10 tahun sejak saat itu saya menjadi bagian dari pionir jaringan digital.
Di dunia sosial Fikri juga mengambil bagian dalam Rotaract membangun minat bersama dalam membantu kaum muda melalui pendidikan.
Semangat dan aktifitas Fikri buahkan kesempatan untuk ikutserta dalam Global Service Leaders’ Inspiring a Culture of Service program di AS selama dua minggu, sebuah program dari Kedutaan Besar AS. Kesempatan bertemu dengan orang-orang di bidang kesukarelaan dan kerja pelayanan di Indianapolis dan Chicago serta bergabung dalam an international conference on Volunteering and Service in Washington D.C.
Keberhasilan Fikri menurut saya adalah terbiasa untuk menghadapi hidup dalam dengan apapun yang diberikan oleh hidup kepadanya. Setiap tahapan dalam hidup, setiap jenjang pendidikan, buahkan pelajaran hidup dan menjadi landasan untuk melewati babak berikutnya.. dan berikutnya… dan berikutnya.. dengan kesadaran penuh, didepan pastikan ada tantangan dan cerita baru.
Karier Fikri sebelum Facebook pernah dilewati adalah bersama Grab, Bukalapak dimana dia berhasil mendirikan divisi community dibawah merchant’s department (cerita ini dapat disimak disini), sebelumnya bersama Putera Sampoerna Foundation dimana saya bertemu dengannya lalu UN Indonesia dan Detik.

Fikri adalah salah satu contoh anak Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional.
Saya berharap semua anak Indonesia dapat memiliki perjalanan edukasi dan karir seperti Fikri.
Namun arti sebuah dampak (impact) tidak berhenti pada diri sendiri. Hasil education outcome dapat kembali berdampak pada keluarga. Apa yang terjadi pada Fikri, atau sejalan dengan pembelajaran menjadi manusia seutuhnya tampak tidak menghilangkan nilai atau arti keluarga bagi dirinya.
Saya yakin melalui perencanaan yang baik hasil maka pencapaian education outcome akan sesuai dengan yang di inginkan. Contoh “Summer House” di Palembang bagi keluarga Fikri diatas adalah gambaran salah satu bagian dari cita-cita Fikri.
Nah, bagaimana teman-teman ?
Rangkaian cerita yang saya miliki dapat menjadi ilmu bagi teman belajar bersama. Saya berikan ini untuk teman belajar bersama, para orangtua, pelajar pendidikan, saudara Indonesia dengan niat untuk mempermudah dalam mencari cara raih cita-cita. Saya berharap cara itu dapat mengubah nasib dan berkembang setinggi-tingginya.
Sebagai orangtua, saya ingin anak saya selalu siap dan kuat dalam segala kondisi yang akan terjadi di masa depannya.
Doa ini pun untuk semua teman belajar bersama.
Good luck ya.
Mari lanjutkan pembahasan Teman Belajar Bersama, Harga sebuah karya.
Kembali ke Pertama. Education Outcome, pengertiannya.
Kembali ke Kedua. Mengapa Education Outcome penting ?
Kembali ke Ketiga. Proses Education Outcome
Kembali ke Teman Belajar Bersama halaman utama.

Tyas is now Partner Consultant and Trainer on Digital and Social Media at Bangwin Consulting, Freelancer, Writer/Blogger, Podcaster. For project enquiries, tyas@bangwinconsulting.com
2 thoughts on “Impact Education Outcome”