Pengumuman yang luar biasa dari Mas Menteri kita, Nadiem Makarim pada hari Rabu, 7 September 2022. Sungguh membuat hati saya sebagai orang Indonesia dan orangtua bahagia. Niat baik dari perubahan ini sangat terlihat bahwa kita semua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita dalam kesempatan berpendidikan di Indonesia, merdeka dalam belajar, merdeka dalam berpendidikan.
Perencanaan pendidikan untuk mendapatkan education outcome sekarang lebih jelas terlihat dalam bayangan. Memberikan keyakinan dalam hati karena kini kami lebih percaya diri menjalankan perjalanan dan berjuang.
Agar tidak lupa, seperti biasa, blog ini saya jadikan tempat untuk mengumpulkan informasi penting agar kedepannya, saya lebih mudah untuk melihatnya kembali. Tapi selain dari itu niat saya adalah untuk selalu bagikan informasi kepada yang membutuhkan, jadi silahkan simpan link ini bilamana dirasa bermanfaat.
“Mba Tyas nasibnya bagaimana ? Pengalaman bersekolah mba Tyas ga karu-karuan. Itu dosa Ayah yang tidak bisa Ayah maafkan.”
Saya ingat percakapan Ayah saya dan saya suatu hari saat duduk berdua…
Pada saat itu saya baru masuk dunia bekerja memasuki tahun kurang lebih tahun kelima.
Saya memang tidak seberuntung saudara atau teman-teman dalam hal bersekolah. Saya tidak mendapatkan pengalaman yang baik dalam hal bersekolah. Kejadian demi kejadian terjadi diluar kendali saya dan dengan waktu irregular dan tidak menentu.
Beda dengan orangtua jaman sekarang yang sudah mengerti untuk “mindful” atas kesadaran anak terhadap lingkungannya, rasa aman dan nyaman yang mendorong dan mengarahkan apa yang dia suka atau tidak suka, termasuk peduli atau kepekaan kita sebagai orang tua.
“Dulu ibu ga pernah nanya-nanya, kamu mau sekolah disini atau disitu? Ibu masukin aja.”
Dapat kita pahami sekarang pentingnya education/learning outcome bagi anak kita tapi juga bagi kita sebagai orangtua yang ingin mendukung cita-cita anak kita.
Tapi bagaimana prosesnya ?
Mari belajar bersama, saya coba buatkan ilustrasinya.
Kedua. Mengapa kita perlu memahami “education outcome” ?
Bagi saya apabila saya ditanya pertanyaan ini adalah agar anak saya jelas memahami perjalanan pendidikannya dan agar orangtua sebagai orang yang ikut dalam perjalanan tidak salah kaprah dalam membantu anak meraih cita-cita.
Kejelasan.
Menurut saya, yang paling penting dari sebuah perjalanan apapun itu adalah tujuannya.
Apabila kita tahu tujuan kita maka akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan perjalanan melalui pilihan-pilihan program studi, pengalaman belajar menuju tempat yang kita inginkan.
Memiliki kejelasan atas tujuan yang diharapkan akan membentuk suatu fokus atas hasil yang ingin dicapai. Apabila kita memiliki tujuan yang jelas pada hasil yang ingin dicapai maka setiap akhir suatu tahap pembelajaran dengan demikian kita akan mempermudah bagi anak untuk memilih langkah berikutnya karena gambaran yang jelas dari tujuan dan harapan cita-cita anak kita kelaknya.
Suatu weekend waktu liburan kemarin saya iseng berikan sedikit kesibukan buat krucil selagi berkunjung ke rumah Nineng (Nenek).
Kebetulan kami ada pola, karena papanya produksi masker scuba design sendiri jadi kami print dan bawa untuk hari itu. Evan dan sepupunya lumayan excited berkreasi gambar dan mewarnai suka suka mereka sendiri. Pluuuuuuss jadi anteng sejenak kikikikikik.
Setelah jadi bahagianya luar biasa saat menerima hasil akhirnya.
Gimana ? Baguuuus gaaaa ?
Bagi yang tertarik untuk jadikan project bagi sikecil silahkan email ke tyas@bangwinconsulting.com , nanti kami akan kirimkan pdf nya.
Berikut informasi baru dari Kemendikbud RI, Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) yang di bagikan pada hari Senin, 15 Juni 2020 pada pukul 16.30 WIB melalui siaran langsung di Kanal resmi YouTube Kemendikbud RI.
Untuk keperluan Teman Belajar Bersama, saya coba menangkap esensi yang dirasa penting terutama dalam keadaan ini.
Saat saya bagikan informasi ini pertama kali adalah bahwa kita telah melewati masa #dirumahaja karena keadaan pandemi covid-19 pemerintah telah meminta kita semua untuk bekerja, bersekolah dan beribadah di rumah saja.
Dan saat ini, pembelajaran pendidikan ajaran tahun 2019/2020 baru saja selesai. Kita memasuki masa liburan tapi sekaligus mau tidak mau berharap cemas akan tahun ajaran baru 2020/2021.
Virus Corona dan Covid-19 masih belum dapat dikatakan aman, belum ada vaksin yang tersedia dan sebagian besar dari beberapa daerah di Indonesia masih dalam keadaan zona merah.
Untuk itu menurut saya penting saya bagikan beberapa pokok penting sebagai catatan #temanbelajarbersama bilamana ingin jadikan pedoman.
Silahkan.
Pokok Pertama.
Tahun ajaran baru tetapi dimulai pada bulan Juli 2020.
Bagi sekolah atau institusi pendidikan yang berada di zona merah dilarang untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah dan tetap melanjutkan untuk Belajar dari Rumah (BDR).
Ada beberapa proses pengambilan keputusan untuk dapat mulai proses pembalajaran tatap muka. Apakah daerah sekolah masuk zona hijau ? Apakah mendapat izin dari Pemda setempat ? Apakah sekolah telah diperiksa dan siap pembelajaran tatap muka ? Dan apakah orangtua murid setuju untuk pembelajaran tatap muka. Keempat tahapan tersebut harus dilewati dan dipenuhi.
Pokok ketiga.
Dalam memulai tahap pembelajaran tatap muka ada protocol kesehatan yang dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang saling bersinambungan. Apabila ada kasus atau risiko level daerah berubah naik maka diwajibkan untuk ditutup kembali.
Pokok keempat.
Pertanyaan yang sering ditanyakan dirangkum adalah 3 pertanyaan utama yang jawabannya sebagai berikut.
Orangtua tetap memiliki otoritas utama bagi keselamatan dan kesehatan anak sehingga bilamana orangtua memilih untuk bersekolah dari rumah maka diperkenankan oleh Kemendikbud.
Biaya ada dan merupakan biaya yang diambil dari dana BOS (dana bantuan operasional sekolah)
Sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan diatas, melalui Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) dan juga pada akhirnya keputusan orangtua murid masing-masing.
Update : Simak video cara belajar kebiasaan baru sesuai warna zona
Untuk informasi terbaru dari Kemendibud, dapat mengikuti beberapa jalur digital berikut ini :
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: fb.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Semoga dapat menjadi manfaat. Selamat menikmati libur sekolah, tetap aman, sehat dan bersama yang tersayang.
Melanjutkan pembahasan mengenai education outcome bagi anak-anak kita, bagian dari rangkaian Teman Belajar Bersama. Suatu kegiatan pembelajaran saya sebagai orangtua dalam bidang pendidikan.
Dalam tulisan kali ini saya ingin mencoba memberikan beberapa contoh pengalaman berkarya anak yang didukung orangtuanya atau dalam bimbingan orangtua.
Arti harga sebuah karya dimaksudkan untuk menjelaskan harganya bagi anak sebagai salah satu proses pembelajaran sejalan dengan pilihan education outcome mereka.
Saat ini saya telah mengumpulkan beberapa contoh karya dalam berbagai bentuk. Harapan saya melalui keragaman ini dapat memberikan gambaran dan warna yang cukup luas dan saling melengkapi sesuai dengan keunikan masing-masing tentunya.
Perkenalkan, Aeshninna (Nina) Azzahra, remaja berusia 12 tahun asal SMPN 12 Gresik, Jawa Timur. Ini adalah sebuah contoh karya sebuah aksi.
Apabila kita mengenal Greta Thunberg, aktivis lingkungan Swedia yang telah mendapatkan pengakuan internasional karena mempromosikan pandangan bahwa umat manusia menghadapi krisis eksistensial yang muncul dari perubahan iklim maka di Indonesia pun memiliki anak muda yang tidak kalah kritis yang mampu menyuarakan kekecewaannya dengan mengirimkan surat ke beberapa pemimpin negara maju seperti Perdana Menteri Australia Scout Morisson, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden AS Donald Trump.
Kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi. KIta memasuki era dimana lulusan tidak menjamin kesiapan berkarya.– Nadiem Makarim.
Saya setuju dengan pendapat tersebut.
Berawal dengan keinginan menulis tentang pengertian education outcome, sekarang menjadi sedikit lebih relevan dan menarik karena perubahan kondisi kita semua berkehidupan akibat dampak dari pandemi Corona atau Covid-19.
Kita mulai dari pengertian Education Outcome itu sendiri.
Pada intinya, pengertian education outcome adalah hasil suatu proses atau perjalanan pendidikan seseorang.
Seperti itu pengertiannya, tidak begitu mudah proses menjalankannya.
Melalui diskusi dan pembicaraan saya dengan beberapa pakar pendidikan, teman dan praktisi pendidikan di awal tahun 2020 ini menjadikan #temanbelajarbersama dan mendorong saya untuk membahas disini.
Tapi dengan banyaknya perubahan sejak akhir tahun lalu dan akibat dari global pandemi yang terjadi, apa arti proses sebuah education outcome dalam era new normal kini ?
Pendapat saya, proses education outcome dengan kesempatan yang lebih adil.
Tapi sebelumnya, mari kita lengkapi diri kita dan mengerti lebih jelas tentang Education Outcome.
Untuk mempermudah saya buatkan penjelasan atas 3 pertanyaan
Apa pengertian education outcome ?
Mengapa kita perlu memahami “education outcome”?
Bagaimana proses education outcome yang sebenarnya ?
Mari kita belajar bersama.
Pertama. Apa pengertian Education atau Learning Outcome ?
Education/Learning Outcome adalah
hasil dari pencapaian dan progress seseorang
akibat dari perencanaan pendidikan dan pengalaman pembelajaran yang baik
terlihat dari suatu indikasi kesiapan karir dan peningkatan kinerja
definisi dari Education / Learning Outcomes adalah pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa secara individu dan dapat ditunjukkan setelah menyelesaikan pengalaman belajar atau urutan pengalaman belajar.
Lalu, pengertian outcome dalam gambaran pendidikan yang lebih jelas, seperti apa bentuknya ?
Anak-anak memiliki rasa identitas yang kuat (Children have a strong sense of identity).
Anak-anak terhubung dengan dan berkontribusi pada dunia mereka (Children are connected with and contribute to their world).
Anak-anak memiliki rasa sejahtera yang kuat. (Children have a strong sense of wellbeing).
Anak-anak percaya diri dan melibatkan pembelajar (Children are confident and involved learners).
Anak-anak adalah komunikator yang efektif (Children are effective communicators).
Sepertinya tampak bagaikan sebuah proses manusia menjadi orang yang seutuhnya ya ?
Setiap gambaran hasil apabila kita orangtua refleksikan pada proses belajaran diri kita sendiri perlu cukup waktu dan kematangan diri untuk mencapai setiap hal diatas.
Jadi education atau learning outcome membuka pengertian kita bahwa dalam hal pendidikan dan proses pembelajaran anak, kita perlu membuat rencana. Karena outcome adalah hasil akhir dari sebuah fase.
Artinya, rencana menghasilkan output, lalu output akan menghasilkan outcome.
Satu hal yang saya mengerti dan menurut saya penting untuk dipahami adalah, fokus education outcome bukan pada perjalanannya tapi pilihan program pendidikan atau pembelajarannya.
Sebagai orang yang telah dewasa, kita dapat memahami bahwa apa yang kita alami, menjadikan sebuah pelajaran yang berharga. Karena itu betapa pentingnya kita memilih tidak hanya berdasarkan program didalam tempat atau institusi atau sekolah tempat belajarnya tapi juga bagaimana kecocokan cara belajar mengajar dapat “make or break” anak kita dalam bercita-cita. Apakah guru yang mengajar mampu memberi inspirasi atau sebaliknya menggunakan cara intimidasi dalam metode belajarnya ? Bagaimana kesempatan belajar yang didapat sepanjang waktu program belajar atau pendidikannya ?
Banyak sekali timbul pertanyaan-pertanyaan lanjutan ya teman belajar bersama.
Pemahaman yang saya dapatkan seiring dengan pengalaman saya di dunia sosial dan pendidikan. Sebuah pemahaman yang akhirnya saya pegang dan saya coba dalam masa belajar anak dan keterlibatan saya sebagai orang tua.
Saya akan mencoba memberikan gambaran ilustrasi dengan harapan memudahkan bagi teman belajar bersama untuk dimengerti.